Saturday, January 30, 2010

Anakku Sayang Sekolahnya Malang

Suatu hari ditengah hiruk pikuknya Jakarta, ditengah ketiak para penumpang bis kota yang berjejal penuh berpacu di jalan tol. Terbesit suatu keinginan diotakku, alangkah senangnya aku jika tidak usah berjejal, mengejar dan menunggu bis kota hanya untuk menuju tempat kerja yang namanya kantor. Ingin rasanya memiliki kendaraan pribadi namun ketika bis yang kutumpangi mengarah keluar pintu tol, hhhmmmm.... ternyata kendaraan pribadi mobil dan motor sudah berjejal saling berebut keluar dari jebakan lampu merah.

Hingga suatu hari, karena desakan keadaan keuangan perusahaan, tempatku bekerja memutuskan untuk membuat suatu manajement yang memungkinkan karyawannya bekerja dari rumah. Kami menyebutnya Virtual Office management. Inilah yang kutunggu, ternyata Allah selalu mendengarkan umatnya yang menderita. Selagi orang-orang memikirkan konsep Virtual Network Community, aku sudah berada didalamnya. Dengan sistem manajemen perusahaan seperti ini, yang memungkinkan aku bekerja dimana saja dan kapan saja selama tempat tinggal ku dialiri listrik dan dapat meraih sinyal komunikasi terdekat, singkat cerita aku dan istriku memutuskan untuk pindah ke sebuah desa kecil di daerah Karawang, Jawa Barat, desa tempat kelahiran istriku.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tibalah saatnya anakku untuk bersekolah. Karena kesibukanku, meskipun bekerja dirumah. Hanya ada satu Sekolah Dasar yang terdekat dengan rumah, ketika masuk sekolah dasar itu anakku baru berumur 5,5 tahun. Sebelumnya anakku bersekolah di sebuah TK yang jaraknya +/- 4km dari tempat tinggal kami selama 1 tahun, tapi dia tidak mau bersekolah di TK lagi. "Saya mau masuk SD saja, kan udah bisa baca tulis", begitu katanya dan ketika saya menulis ini anakku sudah duduk di kelas II.


Gambar 1

Karawang Barat (Gambar 1).