Benarkah Pahlawan Nasional DR Wahidin Sudiro Husodo Ternyata Orang Batak Bermarga Hasibuan….?????
Pahlawan Nasional DR Wahidin Sudiro
Husodo cukup terkenal sebagai tokoh Pergerakan Nasional 20 Mei 1908 juga
dengan nama Budi Utomo, tapi orang banyak yang tidak tahu berasal dari
mana asal usul beliau maupun tempat kelahirannya.
“Ternyata beliau adalah orang Batak
bergelar Sisingamangaraja X Tahun 1817,” kata M Daniel Sri Muda, SH,
salah seorang keluarga alur cicit dari pejuang bangsa Indonesia itu
ketika berkunjung ke redaksi Waspada.
M.Daniel
yang kini berdomisili di Jalan Duyung No.10 Pondok Bambu 13430, Jakarta
Timur, ini datang ke Waspada ditemani Zulkarnaen Brahmana, menuturkan
Wahidin Sudiro Husodo orang banyak tahu berasal dari tanah Jawa karena
penampilan serta namanya berbau nama Jawa, tapi nyatanya sangat berbeda
dari kenyataan.
“Maka saya sebagai garis keturunan
cicitnya yang ke-21 ingin meluruskan sejarah, sebenarnya beliau memakai
nama Wahidin Sudiro Husodo mempunyai arti sendiri bagi beliau memakai
nama itu dalam perjalanan perjuangannya.
Dalam pengabdiannya menggusur
penjajah Belanda, beliau tampil sebagai prajurit panglima perang, tampil
sebagai tokoh ulama Islam. Dalam penyiaran Agama Islam, lanjutnya,
Wahidin Sudiro Husodo pergi ke berbagai penjuru daerah yang dilalui
untuk menghimpun tokoh-tokoh maupun suku-suku untuk melawan Belanda.
Selain itu juga tampil sebagai pendekar persilatan, tokoh raja dan tokoh
politik dalam Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908.
Wahidin Sudiro Husodo dilahirkan di
daerah Portibi, Gunung Tua, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 15
April 1791. Panggilan kecilnya adalah Sukhat. Sedangkan nama besarnya
dikenal dengan sebutan Sutan Kali Alom atau Sutan Batara Guru Doli serta
Haji Maruhum Kahar Hasibuan.
Sebagai pejuang bangsa, Wahidin
Sudiro Husodo memang memiliki banyak nama dalam perjuangan mengusir
penjajah Belanda. Meski bermarga Hasibuan namun Wahidin tidak suka
memakai marga di dalam berjuang, karena perjuangannya bersifat nasional.
Ayah Wahidin bernama Sutan Manohan Dibata Oloan
atau Sutan Mangamar dan ibunya bernama Salbiah Siregar.
Orangtuanya adalah seorang raja di daerah Portibi yang terkenal dengan nama Candi Portibi. Masih kata M.Daniel Sri Muda, Wahidin
Sudiro Husodo hanya mempunyai penerus garis keturunannya hanyalah
seorang putri tunggal dari pernikahannya dengan cicit Sunan Kalijaga
bernama Siti Ambar, dan mempunyai garis cucu lima orang, cicit 24 orang
serta garis buyut lebih dari 75 orang.
Diakui M. Daniel, memang Wahidin
Sudiro Husodo memiliki banyak istri sesuai Syariat Islam untuk mencari
keturunan laki-laki, tapi tidak pernah terwujud maka beliau mengangkat
anak laki-laki bernama Soemantri bertempat tinggal di Desa Giri Jaya
Cidahu Sukabumi dan telah wafat tahun 1004. Sedangkan putri tunggal
beliau bernama Taksiah Boru Hasibuan semasa remaja berumur 14 tahun
anaknya dibesarkan di kampung halaman Wahidin Sudiro Husodo di Tapanuli
Selatan. Anaknya menikah dengan marga Harahap sekitar 1897.
Sekitar tahun 1910 Wahidin Sudiro
Husodo menikah dengan Mak Iyok garis keturunan cucu Prabu Siliwangi
tanpa ada penerus keturunan, kemudian menikah lagi dengan putri dari
garis keturunan Raja Banten bernama Ratu Syarifah dan memiliki dua anak
wanita tapi keduanya meninggal semasa kecil dan tidak ada penerus
keturunan Wahidin Sudiro Husodo lagi dari Ratu Syarifah.
“Semua ini saya sampaikan untuk
meluruskan sejarah tentang asal usul keturunan serta tempat beliau
berjuang dengan memakai bermacam namanya,” katanya seraya menambahkan
keturunan cicit beliau di dalam mengabdi serta berjuang untuk Negara
Republik Indonesia ini sejak tahun 1945 adalah Kol. (Purn) Bahari Efendi
Siregar (alm), mantan Komandan Basis Jakarta Raya 1956, mantan Aspri,
Jenderal M.Panggabean (alm) tahun 1968, Letnan Satu CPM (Purn) Abdul
Murad Siregar (alm) dan Letda Alwisori Muda Siregar (alm).
Sedangkan M.Daniel Sri Muda adalah
anak dari garis cucu beliau bernama Aminah Boru Harahap. Dan M. Daniel
juga aktif sebagai anggota Pejuang Siliwangi Indonesia, anggota
Organisasi Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, serta Alumni Targati
Bela Negara tahun 2003 Departemen Pertahanan RI, kata M.Daniel yang
telah menerbitkan buku Sekilas Kisah Biografi dan Perjuangan Pahlawan
Nasional Doktor Wahidin Sudiro Husodo bergelar Sisingamangaraja X Pada
Tahun 1817, Panglima Tuanku Rao pada Tahun 1821-1837, Mangkunegara IV
Pada Tahun 1853-1881.
M.Daniel mengimbau, para ahli buku
sejarah dapat mengkaji lebih dalam lagi siapa sebenarnya Wahidin Sudiro
Husodo sebagai Pahlawan Nasional dan juga sebagai bahan seminar untuk
pelurusan sejarah bangsa Indonesia yang selama ini penuh dengan silang
pendapat umum demi kepentingan tertentu.
Menurut M Daniel, untuk pemimpin negara ke depan, Daniel
mengimbau untuk merenung segala perjuangan yang dilakukan pejuang
terdahulu. Hendaknya apa yang dijanjikan kepada rakyat, harus
diwujudkan. “Jangan mengatasnamakan rakyat, jika mereka terlupakan,”
demikian M.Daniel.
Source: http://isranpanjaitan.wordpress.com/2010/04/01/benarkah-pahlawan-nasional-dr-wahidin-sudiro-husodo-ternyata-orang-batak/
No comments:
Post a Comment