Thursday, December 22, 2011

Apa itu Syi'ah?

Syi’ah (Bahasa Arab: شيعة, Bahasa Persia: شیعه) ialah salah satu aliran atau mazhab dalam Islam. Muslim Syi'ah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Sunni pertama seperti juga Sunni menolak Imam dari Imam Syi'ah. Bentuk tunggal dari Syi'ah adalah Shī`ī (Bahasa Arab: شيعي.) menunjuk kepada pengikut dari Ahlul Bait dan Imam Ali. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah.

Etimologi
Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.

"Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali", yang berkenaan tentang Q.S. Al-Bayyinah ayat khoirulbariyyah, saat turunnya ayat itu Nabi SAW bersabda: "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung" (ya Ali anta wa syi'atuka humulfaaizun)[1]

Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum yang berkumpul di atas suatu perkara.[2] Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau.[3] Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.

Ikhtisar
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.

Secara khusus, Muslim Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.

Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.

Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syi'ah mengakui otoritas Imam Syi'ah (juga dikenal dengan Khalifah Ilahi) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte-sekte dalam Syi'ah berbeda dalam siapa pengganti para Imam dan Imam saat ini.

Doktrin
Dalam Syi'ah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama) dan furu'uddin {masalah penerapan agama). Syi'ah memiliki Lima Ushuluddin:

1. Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
2. Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
3. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia
4. Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.
5. Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al-Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3)
Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang).Dimensi ketuhanan ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al-Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (Al Hadid / QS. 57:3). Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan datang.

Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)

Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)

Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al-Maa'idah / QS. 5:17)

Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)

Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)

Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22)

Allah yang menentukan segala akibat. Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya (takdirnya) (Al-Furqaan / QS. 25:2)

Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah (Al-Hajj / QS. 22:70)

Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (Al-Maa'idah / QS. 5:17)

Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya (Al-An'am / QS 6:149)

Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat (As-Safat / 37:96)

Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan (Luqman / QS. 31:22)

Allah yang menentukan segala akibat. nabi sama seperti muslimin lain. I’tikadnya tentang kenabian ialah:

- Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.
- Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.
- Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Ialah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada.
- Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.
- Al-Qur'an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.

Sekte dalam Syi'ah
Syi'ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni:

Dua Belas Imam
Disebut juga Imamiah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam); dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan imam mereka yaitu:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali, juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Jafar bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Musa bin Ja'far (745–799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8. Ali bin Musa (765–818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9. Muhammad bin Ali (810–835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10. Ali bin Muhammad (827–868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11. Hasan bin Ali (846–874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari
12. Muhammad bin Hasan (868—), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi

Ismailiyah
Disebut juga Tujuh Imam; dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa imam hanya tujuh orang dari 'Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah Isma'il. Urutan imam mereka yaitu:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6. Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.

Zaidiyah
Disebut juga Lima Imam; dinamakan demikian sebab mereka merupakan pengikut Zaid bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dapat dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. Urutan imam mereka yaitu:

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.

Kontroversi tentang Syi'ah
Hubungan antara Sunni dan Syi'ah telah mengalami kontroversi sejak masa awal terpecahnya secara politis dan ideologis antara para pengikut Bani Umayyah dan para pengikut Ali bin Abi Thalib. Sebagian kaum Sunni menyebut kaum Syi'ah dengan nama Rafidhah, yang menurut etimologi bahasa Arab bermakna meninggalkan.[4] Dalam terminologi syariat Sunni, Rafidhah bermakna "mereka yang menolak imamah (kepemimpinan) Abu Bakar dan Umar bin Khattab, berlepas diri dari keduanya, dan sebagian sahabat yang mengikuti keduanya".

Sebagian Sunni menganggap firqah (golongan) ini tumbuh tatkala seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba yang menyatakan dirinya masuk Islam, mendakwakan kecintaan terhadap Ahlul Bait, terlalu memuja-muji Ali bin Abu Thalib, dan menyatakan bahwa Ali mempunyai wasiat untuk mendapatkan kekhalifahan. Syi'ah menolak keras hal ini. Menurut Syiah, Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif.

Namun terdapat pula kaum Syi'ah yang tidak membenarkan anggapan Sunni tersebut. Golongan Zaidiyyah misalnya, tetap menghormati sahabat Nabi yang menjadi khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib. Mereka juga menyatakan bahwa terdapat riwayat-riwayat Sunni yang menceritakan pertentangan di antara para sahabat mengenai masalah imamah Abu Bakar dan Umar.[5]

*"Jika anda mempertentangkan bagian ini silahkan membuat comment"

Sebutan Rafidhah oleh Sunni
Sebutan Rafidhah ini erat kaitannya dengan sebutan Imam Zaid bin Ali yaitu anak dari Imam Ali Zainal Abidin, yang bersama para pengikutnya memberontak kepada Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan di tahun 121 H.[6]

Syaikh Abul Hasan Al-Asy'ari berkata: "Zaid bin Ali adalah seorang yang melebihkan Ali bin Abu Thalib atas seluruh shahabat Rasulullah, mencintai Abu Bakar dan Umar, dan memandang bolehnya memberontak terhadap para pemimpin yang jahat. Maka ketika ia muncul di Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang membai'atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaan terhadap Abu Bakar dan Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya) meninggalkannya. Maka ia katakan kepada mereka: "Kalian tinggalkan aku?" Maka dikatakanlah bahwa penamaan mereka dengan Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka "Rafadhtumuunii".[7]

Pendapat Ibnu Taimiyyah dalam "Majmu' Fatawa" (13/36) ialah bahwa Rafidhah pasti Syi'ah, sedangkan Syi'ah belum tentu Rafidhah; karena tidak semua Syi'ah menolak Abu Bakar dan Umar sebagaimana keadaan Syi'ah Zaidiyyah.

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: "Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu? Maka beliau (Imam Ahmad) menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakar dan Umar'."[8]

Pendapat yang agak berbeda diutarakan oleh Imam Syafi'i. Meskipun mazhabnya berbeda secara teologis dengan Syi'ah, tetapi ia pernah mengutarakan kecintaannya pada Ahlul Bait dalam diwan asy-Syafi'i melalui penggalan syairnya: "Kalau memang cinta pada Ahlul Bait adalah Rafidhah, maka ketahuilah aku ini adalah Rafidhah".[9]


Referensi

^ Riwayat di Durul Mansur milik Jalaluddin As-Suyuti
^ Tahdzibul Lughah, 3/61, karya Azhari dan Tajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi. Dinukil dari kitab Firaq Mu'ashirah, 1/31, karya Dr. Ghalib bin 'Ali Al-Awaji
^ Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm
^ Al-Qamus Al-Muhith, hal. 829
^ Baca al-Ghadir, al-Muroja'ah, Akhirnya Kutemukan Kebenaran, dll
^ Badzlul Majhud, 1/86
^ Maqalatul Islamiyyin, 1/137
^ Ash-Sharimul Maslul ‘Ala Syatimir Rasul hal. 567, karya Ibnu Taimiyyah
^ Abu Zahrah, Muhammad. Imam Syafi'i: Biografi dan Pemikirannya dalam Masalah Akidah, Politik & Fiqih, Penerjamah: Abdul Syukur dan Ahmad Rivai Uthman, http://www.blogger.com/img/blank.gifhttp://www.blogger.com/img/blank.gifPenyunting: Ahmad Hamid Alatas, Cet.2 (Jakarta: Lentera, 2005).


Untuk informasi tentang:
- Imam Syi'ah, silahkan kunjungi http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Syi'ah
- Ayatullah, silahkan kunjungi http://id.wikipedia.org/wiki/Ayatullah

Komunitas Syi'ah
- (Indonesia) Abatasya Islamic Website
- (Indonesia) Al-Shia (Halaman Indonesia)
- (Indonesia) Artikel di Yayasan Fatimah tentang berbagai kajian tentang Syi'ah
- (Indonesia) Fatwa-fatwa fikih Mazhab Ahlulbait dari Yayasan al-Jawad
- (Melayu) Rumah Syiah Melayu
- Solat Syiah
- Syiah Menggambar Nabi dan Menjual Gambarnya

Kalangan anti-Syi'ah
- (Indonesia) Buletin Ash-Showaiq dari al-Bayyinat

Pembagian Mazhab menurut Islam
Sunni: HanafiMalikiSyafi'iHambali
Syi'ah: Ja'fariIsmailiyahZaidiyah

Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wednesday, December 21, 2011

Shigeru Miyamoto, Nintendo’s Guru of Gaming



Super Mario, The Legend of Zelda,Donkey Kong and the list goes on.Video games that many of us used to play in our early teens in arcades and game consoles in the early 90′s. The man who made all of that possible is Nintendo’s very own gaming guru, Shigeru Miyamoto. Shigeru Miyamoto is a Japanese videogame designer and producer famed mostly for being the man behind the evergreen Mario franchise, which is arguably the most successful videogames franchise of all time.He is often referred to as the “father of modern video gaming”. He is also the same guy who gave us the Nintendo DS and the legendary Nintendo Wii which took gaming to a whole new level with its innovative motion control technology.

Miyamoto was born in Kyoto, Japan. As a young boy, he didn’t really have any toys, so he made his own, out of wood and string. He put on performances with homemade puppets and made cartoon flip-books. He pretended that there were magical realms hidden behind the sliding shoji screens in his family’s little house. There was no television. His parents were of modest means but hardly poor.

As he got older, he used to wander farther afield, on foot or by bike. One day, when he was seven or eight, he came across a hole in the ground. He came back the next day with a lantern and shimmied through the hole and found himself in a small cavern. He could see that passageways led to other chambers. Over the summer, he kept returning to the cave to marvel at the dance of the shadows on the walls. In an interview, Miyamoto stated that as a child he wished he would have a disease that would not harm him, nor be life threatening, but just had to stay in the hospital all day long, so he could doodle.

In 1976, his father got him an interview with Yamauchi the Head of Nintendo Japan. Miyamoto showed the company some toys he’d made which included two wooden clothes hangers for kids in the shape of crows and elephants. What Miyamoto became, however, was Nintendo’s first artist. His breakthrough came after an arcade game called Radar Scope, which Nintendo had hoped would be a hit in America, failed, and he was given the task of coming up with a new game that used the existing hardware.The game he came up with was Donkey Kong. He had in mind a scenario based on Popeye, but Nintendo was unable to secure the rights, so he invented a new set of characters. The hero was called Jumpman and eventually renamed Mario, because of his resemblance to their landlord. To their surprise, the game was a huge hit. This eventually led to the game Super Mario, which also turned out to be a MEGA hit!

He often filled his games with his childlike interpretation of the world as a carnival of quirky perils and hidden delights. Miyamoto has always tried to re-create his childhood wonderment, if not always the actual experiences that gave rise to it, since the experiences themselves may be harder to come by in a paved and partitioned world. “I can still recall the kind of sensation I had when I was in a small river, and I was searching with my hands beneath a rock, and something hit my finger, and I noticed it was a fish,” he told “That’s something that I just can’t express in words. It’s such an unusual situation. I wish that children nowadays could have similar experiences, but it’s not very easy.”


It is for the nature of his games, rather than for their commercial success, that Miyamoto is so widely revered. In a poll last year of nine thousand video-game developers, who were asked to name their “ultimate development hero,” Miyamoto was the runaway winner.


What he hasn’t created is a company in his own name, or a vast fortune to go along with it. He is a salaryman. Miyamoto’s business card says that he is the senior marketing director and the general manager of the EAD division at Nintendo Company Ltd.What it does not say is that he is Nintendo’s guiding spirit, its meal
ticket, and its playful public face. Miyamoto has said that his main job at Nintendo is ningen kougaku—human engineering. He has been at the company since 1977 and has worked for no other.

Miyamoto is magnanimously considered an example of humility. Despite his obvious value and status, he does not receive a substantial salary, and rides a bicycle to work every day ( Nintendo had to recently force him to use a car due to his importance to the firm).Many of his hobbies have been translated into intellectual property. The Pikmin, Wii Sports, and Wii Fit franchises were inspired by his personal interest in pets, gardening, athletics, and physical fitness, respectively. Although a game designer, he hardly spends time playing games. During his spare time, Miyamoto also plays the guitar and banjo. His pet Shetland Sheep dog even inspired him to create the sleeper hit NintenDogs game franchise.

Today, Shigeru Miyamoto’s place in the spotlight has grown considerably over what it was in years past. He’s been called the “Spielberg” and “Walt Disney” of videogames. He’s been honored with countless awards and praise. There may be no starker example of the conversion of primitive improvisations into structured, commodified, and stationary technological simulation than that of Miyamoto, the rural explorer turned ludic mastermind.
Resourced from:

http://www.newyorker.com/reporting/2010/12/20/101220fa_fact_paumgarten#ixzz1ePZIWoUS

http://www.themariobros.net/shigeru-miyamoto.html